Sabtu, 29 Juni 2013

Nomina dari Segi Perilaku Sintaksis dan Verba dari Segi Perilaku Sintaksis


BAB I PENDAHULUAN
 1.1            . Latar Belakang dan Masalah

1.1.1        Latar Belakang
Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan manusia untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. Depdiknas (2008: 116) “Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi dan mengidentifikasikan diri”. Chaer (2009: 1) “Bahasa adalah fenomena yang menghubungkan dunia makna dengan dunia bunyi”.  Dalam linguistik  atau ilmu bahasa mengkaji mengenai  fonologi, morfologi, sintaksis dan semantik. Makalah ini mengkaji bidang sintaksis, kategori sintaksis khususnya nomina dari segi perilaku sintaksis dan verba dari segi perilaku sintaksis.
Ramlan (2005: 18) menyatakan “Istilah sintaksis secara langsung dari belanda syntaxis. Dalam bahasa inggris digunakan istilah syntax. Sintaksis ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk-beluk wacana, kalimat, klausa dan frase”. Sintaksis merupakan suatu cabang ilmu linguistik yang mengkaji mengenai kalimat, klausa dan frase. Objek kajian sintaksis yaitu kalimat, klausa dan frase.
Chaer (2009: 27) menjelaskan sebagai berikut:
Kategori Sintaksis adalah jenis atau tipe kata atau frase yang menjadi pengisi fungsi-fungsi sintaksis. Kategori sintaksis berkenaan dengan istilah nomina (N), verba (V), ajektiva (A), adverbia (Adv), numeralia (Num), preposisi (Prep), konjungsi (Konj), dan pronomina (Pron)”. Dalam hal ini N, V, dan A merupakan kategori utama; sedangkan yang lain merupakan kategori tambahan.

            Kategori nomina atau frase nomina mengisi fungsi subjek dan objek, sedangkan kategori verba atau frase verba mengisi fungsi predikat. Depdiknas (2008: 966) “Nomina adalah kelas kata yang dalam bahasa Indonesia ditandai oleh tidak dapatnya bergabung dengan kata tidak”. Depdiknas (2008: 1546) “Verba adalah kata yang menggambarkan proses, perbuatan, atau keadaan, kata kerja”. Nomina ialah kata benda dan verba ialah kata kerja. Nomina dari segi perilaku sintaksis dan verba dari segi perilaku sintaksis  termasuk ke dalam kategori sintaksis.
1.1.2        Masalah

Berdasarkan latar belakang, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1.      Bagaimanakah nomina dari segi perilaku sintaksis?
2.      Bagaimanakah verba dari segi perilaku sintaksis?

1.2            . Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui bagaimana nomina dari segi perilaku sintaksis.
2.      Untuk mengetahui bagaimana verba dari segi perilaku sintaksis.
Manfaat yang bisa diperoleh dari makalah ini jika ditinjau dari segi teoritisnya, makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna bagi pengajaran bahasa Indonesia yang baik dan benar, serta dari segi praktis memberikan pemahaman yang secara umum bagi pembaca.

1.3             Ruang Lingkup
Berdasarkan latar belakang dan masalah, ruang lingkup dari makalah ini yaitu: termasuk ke dalam ruang lingkup sintaksis, kajian kategori sintaksis, khususnya nomina dari segi perilaku sintaksis dan verba dari segi perilaku sintaksis.


BAB II
PEMBAHASAN
2.1.          Nomina dari Segi Perilaku Sintaktisnya
Dengan mempertimbangkan fitur semantiknya, uraian tentang nomina dari segi perilaku sintaktisnya berikut ini akan dikemukakan berdasarkan posisi atau pemakaiannya pada tataran frasa. Pada frasa nominal, nomina berfungsi sebagai inti atau poros frasa. Sebagai inti frasa, nomina menduduki bagian utama, sedangkan pewatasnya berada di muka atau di belakangnya. Bila pewatas frasa nominal itu berada di muka, pewatas ini umumnya berupa numeralia atau kata tugas.
Contoh:
(1)   Lima lembar
(2)   Seorang guru
(3)   Beberapa sopir
(4)   Bukan jawaban
(5)   Banyak masalah
Kalau pewatas berada di belakang nomina, frasa nominal dapat berupa urutan dua nomina atau lebih atau nomina yang diikuti oleh adjektifa, verba, atau kelas kata yang lain. Dengan kata lain, nomina yang merupakan inti frasa itu diikuti oleh pewatas yang berupa nomina, adjektifa, verba, atau kata yang lain.



Contoh:
(1)   Masalah penduduk
(2)   Buku catatan
(3)   Uang saku bulanan
(4)   Kelas ringan
(5)   Pendapat yang aneh
(6)   Istilah baru
(7)   Pola berpikir
(8)   Keluarga berencana
(9)   Tabungan berjangka
(10)    Rumah kita
(11)    Masa kini
(12)    Perbuatan itu
Nomina juga digunakan dalam frasa preposisional ini, nomina bertindak sebagai poros yang didahului oleh preposisi tertentu.
Contoh:
(1)   Di kantor
(2)   Ke desa
(3)   Dari markas
(4)   Untuk adikmu
(5)   Pada masa itu
Baik sebagai nomina tunggal maupun dalam bentuk frasa, nomina dapat menduduki posisi (a) subjek, (b) objek, (c) pelengkap, atau (d) keterangan.
Contoh:
a.       Manusia pasti mati. Masalah penduduk memerlukan penanganan yang serius. Penjarahan bulan mei tahun 1998 itu memalukan bangsa.
b.      Swastanisasi membutuhkan uang. Perusahaan kami sedang mencari manajer yang terampil. Demokrasi memerlukan keterbukaan.
c.       Petani mulai segan bertanam padi. Itu baru merupakan suatu pendapat. Dia menyerupai ibunya.
d.      Mereka akan datang minggu pagi. Di belakang rumah tumbuh pohon beringin yang besar. Kami baru saja kembali dari padang.

2.2.          Verba dari Segi Perilaku Sintaktisnya
Verba merupakan unsur yang sangat penting dalam kalimat karena dalam kebanyakan hal verba ada dalam kalimat tersebut. Verba mendekat, misalnya, mengharuskan adanya subjek sebagai pelaku, tetapi melarang munculnya nomina di belakangnya. Sebaliknya, verba mendekati mengharuskan adanya nomina di belakangnya. Perilaku sintaksis seperti ini berkaitan erat dengan makna dan sipat ketransitifan verba.
2.2.1.       Pengertian Ketransitifan
Dari segi  sintaksisnya, ketransitifan verba ditentukan oleh dua faktor: (1) adanya nomina yang berdiri di belakang verba yang berpungsi sebagai objek dalam kalimat aktif dan (2) kemungkinan objek itu berfungsi sebagai subjek dalam kalimat pasif. Dengan demikian,pada dasarnya verba terdiri atas verba transitif dan verba taktransitif. Verba taktransitif ada pula yang berpreposisi.

2.2.1.1.             Verba Transitif
Verba transitif adalah verba yang memerlukan nomina sebagai objek dalam kalimat aktip, dan objek itu dapat berfungsi sebagai subjek dalam kalimat pasif.perhatikan contoh berikut.
(1)   Ibu sedang membersikan kamar itu.
(2)   Rakyat pasti mencintai pemimpin yang jujur.
(3)   Polisi harus memperlancar arus lalu lintas.
(4)   Pemerintah akan memberlakukan peraturan itu segera.
(5)   Sekarang orang sukar mencari perkerjakan.
Verba yang dicetak miring dalam contoh (1-5) adalah verba transitif. Masing-masing diikuti oleh nomina atau frase nomina, yaitu kamar itu, pemimpin yang jujur, arus lain lintas, peraturan itu, dan perkerjaan. Nomina atau frasa nomina itu berfungsi sebagai objek yang dapat juga dijadikan subjek pada kalimat pasif seperti.
(1a)  Kamar itu sedang dibersikan oleh ibu.
(2a)  Pemimpin yang jujur pasti dicintai oleh rakyat.
a.       Verba Ekatransitif
Verba ekatransitif adalah verba transitif yang diikuti oleh satu objek. Perhatikan contoh-contoh berikut:
(1)   Saya sedang mencari perkerjaan
(2)   Ibu akan membeli baju baru
Mencari dan membeli pada kalimat (1) dan (2) adalah verba ekatransitif karena kedua verba ini hanya memerlukan sebuah objek (pekerjaan dan baju baru). Objek dalam kalimat yang mengandung  verba ekatransitif dapat diubah fungsinya sebagai subjek dalam kalimat pasif.
b.       Verba Dwitransitif
Verba dwitransitif adalah verba yang dalam kalimat aktif dapat diikuti oleh dua nomina, satu sebagai objek dan satunya lagi sebagai pelengkap. Perhatian contoh berikut:
(1)   Saya sedang mencarikan adik saya pekerjaan.
(2)   Ibuk akan membelikan kakak baju baru.
Verba mencarikan  dan  membelikan pada kalimat verba  dwitransitif  karana masing masing  memiliki  objek dapat  saja  tidak dinyatakan  secara  eksplesit  tetapi  yang  tersirat  didalam  kedua  kalimat  itu  tetap menunjukkan  adanya objek tadi  jadi  kalimat  saya  sedang  mencarikan  pekerjaan  mengandung   arti  bahwa  pekerjaan itu  bukan  untuk  saya  tetapi untuk orang lain demikian pula  dalam kalimat  ibu  akan membelikan  baju  baru  tersirat  pengertian  bahwa  baju yang  dibeli  oleh ibu itu untuk orang lain. Sejumlah  verba  dwitransitif  memiliki ciri semantis  yang  membedakan  fungsi  objek  dari pelengkap  yang  berupa  nama,julukan,gelar,atau kedudukan .mereka menamai anak  itu  sarah,bayi itu dinamai sarah oleh mereka, bayi itu dinamai sarah. Bayi itu dan sarah,bila  kalimat  seperti ini  dijadikan  kalimat  pasif,maka pelengkapnya  berada  di belakang   verba  atau  di muka verba  bila  bentuk pasifnya  seperti pada  umumnya  tidak  dipakai,kecuali  bila di tempatkan  di muka.sementara itu,ada  pula  verba yang  dapat  berstatus dwitransitif,tetapi  dapat  juga ekatransitif.verba  seperti  memanggil  dan  menyebut,misalnya,dapat  mempunyai  satu  atau  dua  nomina  di  blakangnya.misalnya, mereka  memanggil kami  si  botak  dan  mereka  memanggil kamu.

c.       Verba semitransitif
Verba semitransitif ialah verba yang objeknya boleh ada dan boleh juga tidak. Perhatikan contoh berikut:
(1)   ayah sedang membaca koran
(2)   ayah sedang membaca
Kalimat (1) dan (2) menunjukkan bahwa verba membaca adalah verba semitransitif karena verba itu boleh memiliki objek (koran) seperti pada contoh (1), tetapi juga boleh berdiri sendiri tanpa objek seperti pada (2). Jadi, objek untuk verba semitransitif bersifat manasuka.
2.2.1.2.             verba taktransitif
Verba taktransitif adalah verba yang tidak memiliki nomina dibelakangnya yang dapat berfungsi sebagai subjek dalam kalimat pasif.
(1)   maaf, pak, ayah sedang mandi
(2)   kami harus bekerja keras untuk membangun negara

2.2.1.3.             verba berpreposisi
Verba berpreposisi ialah verba taktransitif yang selalu diikuti oleh preposisi tertentu, seperti yang terdapat dalam kalimat yang berikut:
(1)   kami belum tahu akan/tentang hal itu
(2)   saya sering berbicara tentang hal itu
(3)   sofyan berminat pada musik
(4)   keberhasilan pembangunan banyak bergantung pada mentalitas para pelaksananya.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
 Nomina dari Segi Perilaku Sintaktisnya
Dengan mempertimbangkan fitur semantiknya, uraian tentang nomina dari segi perilaku sintaktisnya berikut ini akan dikemukakan berdasarkan posisi atau pemakaiannya pada tataran frasa. Pada frasa nominal, nomina berfungsi sebagai inti atau poros frasa. Sebagai inti frasa, nomina menduduki bagian utama, sedangkan pewatasnya berada di muka atau di belakangnya. Bila pewatas frasa nominal itu berada di muka, pewatas ini umumnya berupa numeralia atau kata tugas.
Verba  dari Segi Perilaku Sintaktisnya
a.       Verba transitif
·         Verba ekatransitif
·         Verba dwitransitif
·         Verba semitransitif
b.      Verba taktransitif
c.       Verba berproposisi
  

Daftar Pustaka
Alwi, Hasan.dkk. 2010. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Chaer, Abdul. 2009. Sintaksis Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Balai Pustaka
Ramlan, M. 2005. Sintaksis. Yogyakarta: C.V. Karyono

Tidak ada komentar:

Posting Komentar