Secara etimologi kata sinonim berasal dari bahasa Yunani Kuno, yaitu onoma yang berarti 'nama' dan syn yang berarti 'dengan'. Maka secara harfiah kata sinonim berarti 'nama lain untuk benda atau hal yang sama'. Umpamanya : bunga, kembang dan puspa adalah tiga kata yang bersinonim, mati, wafat, meninggal dan mampus adalah empat kata yang bersinonim. Ada prinsip umum semantik yang mengatakan apabila bentuk berbeda maka maknanya akan berbeda, walaupun perbedaannya hanya sedikit. Demikian kata-kata bersinonim, karena bentuknya berbeda maka maknanya pun tidak persis sama. Kata bunga, kembang dan puspa tidak persis sama. jadi, sinonim bukan persamaan kata tetapi sinonim adalah makna yang berdekatan.
Jumat, 26 Juli 2013
Menyimpulkan Berita
a. Pengertian Berita
Berita adalah peristiwa atau kejadian atau informasi yang terdapat dalam media massa maupun media elektronik. misalnya dari televisi, radio, koran, majalah, internet, dan sebagainya.
b. Unsur-Unsur Berita
Dalam suatu berita terdapat unsur-unsur berita yang disingkat menjadi ADIKSIMBA yaitu:
1. Apa = apa peristiwa yang terjadi? biasanya menanyakan penyebab peristiwa tersebut.
2. Dimana = dimana peristiwa itu terjadi? atau TKP( Tempat Kejadian Perkara). Dimana menyatakan tempat atau lokasi perisiwa dalam berita itu terjadi.
3. Kapan = kapan peristiwa itu terjadi? biasanya menyatakan waktu yaitu hari, tanggal dan sebagainya.
4. Siapa = siapa yang terlibat dalam peristiwa tersebut? biasanya menyatakan orang atau pihakpihak yang terlibat di dalam berita.
5. Mengapa = mengapa peristiwa itu terjadi? biasanya menyatakan alasan dari berita tersebut.
6. Bagaimana = bagaimanakah peristiwa dalam berita tersebut?
biasanya mrnyatakan proses dalam suatu berita.
c. Menyimpulkan Berita
Menyimpulkan berita adalah suatu kegiatan untuk mencari intisari atau gagasan atau bagian yang penting dalam suatu berita. Dengan membaca secara keseluruhan berita, kita dapat menyimpulkan berita yang tersebut.
Selasa, 09 Juli 2013
Al Buchori ( UJE ) - Bidadari Surga
Setiap
manusia punya rasa cinta
Yang
mesti dijaga kesuciaanya
Namun ada kala insan tak berdaya
Saat dusta mampir bertahta
Ku
inginkan dia
Yang
punya setia
Yang mampu
menjaga kemurniaanya
Saat ku tak
ada
Ku jauh
darinya
Amanah pun jadi penjaganya
Hatimu
tempat berlindungku
dari
kejahatan syahwatku
Tuhanku
merestui itu
Dijadikan
engkau istriku
Engkaulah
..
Bidadari surgaku
Tiada
yang memahami
Sgala
kekuranganku
Kecuali kamu, bidadariku
Maafkanlah aku
Dengan
kebodohanku
Yang tak bisa membimbing dirimu
Hatimu
tempat berlindungku
Dari
kejahatan syahwatku
Tuhanku
merestui itu
Dijadikan
engkau istriku
Engkaulah .. Bidadari surgakuLirik Lagu Aku Memilih Setia - Fatin Shidqia Lubis
Ada banyak cara Tuhan menghadirkan cinta
Mungkin engkau adalah salah satunya
Namun engkau datang di saat yang tidak tepat
Cintaku tlah dimiliki
Inilah akhirnya harus ku akhiri
Sebelum cintamu semakin dalam
Maafkan diriku memilih setia
Walaupun kutahu cintamu lebih besar darinya
Maafkanlah diriku tak bisa bersamamu
Walau besar dan tulusnya rasa cintamu
Takkan mungkin untuk membagi cinta tulusku
Dan aku memilih setia
Inilah akhirnya harus ku akhiri
Sebelum cintamu semakin dalam
Maafkan diriku memilih setia
Walaupun kutahu cintamu lebih besar darinya
OOOuuu..oo..
Seribu kali logika ku untuk menolak
Tapi ku tak bisa bohongi hati kecilku
Bila saja diriku ini masih sendiri
Pasti ku kan memilih ... kan memilih kamu..uuu..
Inilah akhirnya harus ku akhiri
Sebelum cintamu semakin dalam
Maafkan diriku memilih setia
Walaupun kutahu cintamu..ooohh..
Walaupun kutahu cintamu lebih besar daa..darinya..
Implikatur dalam Pragmatik
Implikatur
percakapan adalah implikasi pragmatik yang terdapat di dalam percakapan yang
timbul sebagai akibat terjadinya pelanggaran prinsip percakapan. Sejalan dengan
batasan tentang implikasi pragmatic, implikatur percakapan itu adalah proposisi
atau “pernyataan” implikatif, yaitu apa yang mungkin diartikan, disiratkan atau
dimaksudkan oleh penutur, yang berbeda dari apa yang sebenarnya dikatakan oleh
penutur di dalam suatu percakapan (Grice 1975:43, Gadzar 1979:38 dalam Rustono
1999:82). Implikatur percakapan terjadi karena adanya kenyataan bahwa sebuah
ujaran nyang mempunyai implikasi berupa proposisi yang sebenarnya bukan bagian
dari tuturan itu (Gunarwan 1994:52 dalam Rustono 1999:82).
Didalam
implikatur, hubungan antara tuturan yang sesungguhnya dengan maksud tertentu
yang tidak dituturkan bersifat tidak mutlak (Rahardi 2003 :85)Pembahasan
tentang implikatur mencakupi pengembangan teori hubungan antara ekspresi,
makna, makna penutur, dan implikasi suatu tuturan. Di dalam teorinya itu, ia
membedakan tiga jenis implikatur, yaitu implikatur konvensional, implikatur
nonkonvensional, dan praanggapan. Selanjutnya implikatur nonkonvensional
dikenal dengan nama implikatur percakapan. Selain ketiga macam implikatur itu,
ia pun membedakan dua macam implikatur percakapan, yaitu implikatur pecakapan
khusus dan implikatur percakapan umum. (Grice 1975:43-45 dalam Rustono 1999:83)
(1)
Implikatur konvensional adalah implikatur yang diperolah langsung dari
makna kata, bukan dari prinsip percakapan. Tuturan berikut ini mengandung
implikatur konvensional. Contoh:
a.
Lia orang
Tegal, karena itu kalau bicara ceplas-ceplos.
b.
Poltak orang
Batak, jadi raut mukanya terkesan galak.
Implikasi tuturan (a) adalah bahwa bicara ceplas-ceplos Lia merupakan konsekuensi
karena ia orang Tegal. Jika Lia bukan orang Tegal, tentu tuturan itu tidak
berimplikasi bahwa bicara ceplas-ceplos Lia karena ia orang Tegal. Implikasi
tuturan (b) adalah bahwa raut muka galak Poltak merupakan konsekuensi karena ia
orang Batak. Jika Poltak bukan orang Batak, tentu tuturan itu tidak
berimplikasi bahwa raut muka galak Poltak karena ia orang Batak.
(2) Implikatur
nonkonvensional atau implikatur percakapan adalah implikasi pragmatik yang
tersirat di dalam suatu percakapan. Di dalam komunikasi, tuturan selalu
menyajikan suatu fungsi pragmatik dan di dalam tuturan percakapan itulah
terimplikasi suatu maksud atau tersirat fungsi pragmatik lain yang dinamakan
implikatur percakapan. Berikut ini merupakan contoh
tuturan di dalam suatu percakapan yang mengandung suatu implikasi percakapan.
A: ”HP mu baru
ya? Mengapa tidak membeli N70 aja?”
B : ”Ah,
harganya terlalu mahal.”
Implikatur
percakapan tuturan itu adalah bahwa HP yang dibeli A murah sedangkan HP
N70 harganya lebih mahal daripada HP yang dibeli A.
Dua dikotomi implikatur percakapan selanjutnya adalah implikatur percakapan
umum dan implikasi percakapan khusus. (Grice 1975:45, Levinson 1983:131)
A. Implikatur percakapan khusus adalah implikatur yang kemunculannya
memerlukan konteks khusus. Tuturan (1) hanya berimplikasi (2) jika berada di
dalam konteks khusus seperti pada percakapan (3) berikut ini.
(1) Langit semakin mendung, sebentar lagi hujan datang.
(2) (Ibu belum pulang dari pasar).
(1) A: Mengapa Ibu belum pulang?
B: Langit semakin mendung, sebentar lagi hujan
datang.
B. Implikatur percakapan umum adalah implikatur yang kehadirannya di dalam
percakapan tidak memerlukan konteks khusus. Implikatur (1) sebagai akibat
adanya tuturan (2) merupakan implikatur percakapan umum.
(1) Saya menemukan uang.
(2) (Uang itu bukan milik saya)
Langganan:
Postingan (Atom)