Sabtu, 29 Juni 2013

Antologi Puisi Chairil Anwar



PUISI KEHIDUPAN
Hari hari lewat, pelan tapi pasti
Hari ini aku menuju satu puncak tangga yang baru
Karena aku akan membuka lembaran baru
Untuk sisa jatah umurku yang baru
Daun gugur satu-satu
Semua terjadi karena ijin Allah
Umurku bertambah satu-satu
Semua terjadi karena ijin Allah
Tapi… coba aku tengok kebelakang
Ternyata aku masih banyak berhutang
Ya, berhutang pada diriku
Karena ibadahku masih pas-pasan
Kuraba dahiku
Astagfirullah, sujudku masih jauh dari khusyuk
Kutimbang keinginanku….
Hmm… masih lebih besar duniawiku
Ya Allah
Akankah aku masih bertemu tanggal dan bulan yang sama di tahun depan?
Akankah aku masih merasakan rasa ini pada tanggal dan bulan yang sama di tahun depan?
Masihkah aku diberi kesempatan?
Ya Allah….
Tetes airmataku adalah tanda kelemahanku
Rasa sedih yang mendalam adalah penyesalanku
Astagfirullah…
Jika Engkau ijinkan hamba bertemu tahun depan
Ijinkan hambaMU ini, mulai hari ini lebih khusyuk dalam ibadah…
Timbangan dunia dan akhirat hamba seimbang…
Sehingga hamba bisa sempurna sebagai khalifahMu…
Hamba sangat ingin melihat wajahMu di sana…
Hamba sangat ingin melihat senyumMu di sana…
Ya Allah,
Ijikanlah


AKU
Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi

HAMPA
Kepada seseorang
Sepi di luar. Sepi menekan mendesak.
Lurus kaku pohonan. Tak bergerak
Sampai ke puncak. Sepi memagut,
Tak satu kuasa melepas-renggut
Segala menanti. Menanti. Menanti.
Sepi.
Tambah ini menanti jadi mencekik
Memberat-mencekung punda
Sampai binasa segala. Belum apa-apa
Udara bertuba. Setan bertempik
Ini sepi terus ada. Dan menanti

SAJAK PUTIH
Bersandar pada tari warna pelangi
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda
Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
Meriak muka air kolam jiwa
Dan dalam dadaku memerdu lagu
Menarik menari seluruh aku
Hidup dari hidupku, pintu terbuka
Selama matamu bagiku menengadah
Selama kau darah mengalir dari luka
Antara kita Mati datang tidak membelah 

CINTAKU JAUH DI PULAU
Cintaku jauh di pulau,
gadis manis, sekarang iseng sendiri
Perahu melancar, bulan memancar,
di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar.
angin membantu, laut terang, tapi terasa
aku tidak ‘kan sampai padanya.
Di air yang tenang, di angin mendayu,
di perasaan penghabisan segala melaju
Ajal bertakhta, sambil berkata:
“Tujukan perahu ke pangkuanku saja,”
Amboi! Jalan sudah bertahun ku tempuh!
Perahu yang bersama ‘kan merapuh!
Mengapa Ajal memanggil dulu
Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!
Manisku jauh di pulau,
kalau ‘ku mati, dia mati iseng sendiri.

YANG TERAMPAS DAN YANG PUTUS
kelam dan angin lalu mempesiang diriku,
menggigir juga ruang di mana dia yang kuingin,
malam tambah merasuk, rimba jadi semati tugu
di Karet, di Karet (daerahku y.a.d) sampai juga deru dingin
aku berbenah dalam kamar, dalam diriku jika kau datang
dan aku bisa lagi lepaskan kisah baru padamu;
tapi kini hanya tangan yang bergerak lantang
tubuhku diam dan sendiri, cerita dan peristiwa berlalu beku

DERAI DERAI CEMARA
cemara menderai sampai jauh
terasa hari akan jadi malam
ada beberapa dahan di tingkap merapuh
dipukul angin yang terpendam
aku sekarang orangnya bisa tahan
sudah berapa waktu bukan kanak lagi
tapi dulu memang ada suatu bahan
yang bukan dasar perhitungan kini
hidup hanya menunda kekalahan
tambah terasing dari cinta sekolah rendah
dan tahu, ada yang tetap tidak terucapkan
sebelum pada akhirnya kita menyerah

SENJA DI PELABUHAN KECIL 

Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut
Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap

Antologi Puisi Abdul Hadi WM


LAGU DALAM HUJAN

Merdunya dan merdunya
Suara hujan
Gempita pohon-pohonan
Menerima serakan
Sayap-sayap burung

Merdunya dan merdunya
Seakan busukan akar pohonan
Menggema dan segar kembali
Seakan busukan daungladiola
Menyanyi dalam langsai-langsai pelangi biru
Memintas-mintas cuaca

Merdunya dan merdunya
Nasib yang bergerak
Jiwa yang bertempur
Gempita bumi
Menerima hembusan
Sayap-sayap kata

Ya, seakan merdunya suara hujan
Yang telah menjadi kebiasaan alam
Bergerak atau bergolak dan bangkit
Berubah dan berpindah dalam pendaran warna-warni
Melintas dan melewat dalam dingin dan panas

Merdunya dan merdunya
Merdu yang tiada bosan-bosannya
Melulung dan tiada kembali
Seakan-akan memijar api


1970


AMSAL SEEKOR KUCING

Selalu tak dapat kulihat kau dengan jelas
Padahal aku tidak rabun dan kau tidak pula bercadar
Hanya setiap hal memang harus diwajarkan bagai semula:
Selera makan, gerak tangan, gaya percakapan, bayang-bayang kursi
Bahkan langkah-langkah kehidupan menuju mati

Biarlah kata-kataku ini dan apa yang dipercakapkan
bertemu bagai dua mulut yang lagi berciuman
Dan seperti seekor kucing yang mengintai mangsanya di dahan pohon
Menginginkan burung intaiannya bukan melulu kiasan

1975


LA CONDITION HUMAINE

Di dalam hutan nenek moyangku
Aku hanya sebatang pohon mangga
-- tidak berbuah tidak berdaun --
Ayahku berkata, “Tanah tempat kau tumbuh
Memang tak subur, nak!” sambil makan
buah-buahan dari pohon kakekku dengan lahapnya

Dan kadang malam-malam
tanpa sepengetahuan istriku
aku pun mencuri dan makan buah-buahan
dari pohon anakku yang belum masak

1975


LARUT MALAM, HAMBURG MUSIM PANAS

Laut tidur. Langit basah
Seakan dalam kolam awan berenang
Pada siapakah menyanyi gerimis malam ini
Dan angin masih saja berembus, walau sendiri

Dan kita hampir jauh berjalan:
Kita tak tahu ke mana pulang malam ini
Atau barangkali hanya dua pasang sepatu kita
Bergegas dalam kabut, topiku mengeluh
Lalu jatuh

Atau kata-kata yang tak pernah
sebebas tubuh

Ketika terbujur cakrawala itu kembali
dan kita serasa sampai, kita lupa
Gerimis terhenti antara sauh-sauh yang gemuruh
Di kamar kita berpelukan bagai dua rumah yang mau rubuh


1974


WINTER, IOWA 1974

langit sisik yang serbuk, matahari yang rabun
menarilah dari rambutnya yang putih beribu kupu-kupu
menarilah dan angin yang bising di hutan dan gurun-gurun
menarilah, riak sungai susut malam-malam ke dasar lubukku

1974


RAMA-RAMA

rama-rama, aku ingin rasamu yang hangat
meraba cahaya
terbanglah jangan ke bunga, tapi ke laut
menjelmalah kembang di karang

rama-rama, aku ingin rasamu yang hangat
di rambutmu jari-jari matahari yang dingin
kadang mengembuni mata, kadang pikiran
melimpahinya dengan salju dan hutan yang lebat

1974


DINI HARI MUSIM SEMI

Aku ingin bangun dini hari, melihat fajar putih
memecahkan kulit-kulit kerang yang tertutup --
Menjelang tidur kupahat sinar bulan yang letih itu
yang menyelinap dalam semak-semak salju terakhir
ninabobo yang menentramkan, kupahatkan padanya
sebelum matahari memasang kaca berkilauan

Tapi antara gelap dan terang, ada dan tiada
Waktu selalu melimpahi langit sepi dengan kabut dulu
lalu angin perlahan-lahan dan ribut memancarkan pagi
-- burung-burung hai ini, sedang musim dingin yang hanyut
masih abadi seperti hari kemarin yang mengiba
harus memakan beratus-ratus masa lampauku



BAYANG-BAYANG

Mungkin kau tak harus kabur, sela
bayang-bayangmu
yang menjauh dan menghindar
dari terang lampu

Ia selalu menjauh dan menghindar
dari terang lampu
Ia selalu mondar mandir
mencari-cari bentuk dan namanya
yang tak pernah ada

1974


DALAM GELAP

Dalam gelap bayang-bayang bertemu dengan jasadnya yang telah menunggu
di sebuah tempat
Mereka berbincang-bincang untuk mengalahkan tertang dan sepakat mengha-
dapi terang yang kurang baik perangainya
Karena itu dalam terang bayang-bayang selalu berobah-robah menggeser-geser
kan dirinya dan ruang untuk menipu terang
Dan jasad selalu siap melindungi bayang-bayangnya dari terang sambil mencip-
takan gelap dengan bayang-bayangnya dari sinar terang

1974


MAUT DAN WAKTU

Kata maut: Sesungguhnya akulah yang memperdayamu pergi mengembara sampai tak ingat rumah
menyusuri gurun-gurun dan lembah ke luarmasuk ruang-ruang kosong jagad raya mencari suara
merdu Nabi Daud yang kusembunyikan sejak berabad-abad lamanya

Tidak, jawab waktu, akulah yang justru memperdayamu sejak hari pertama Qabi kusuruh membujukmu
memberi umpan lezat yang tak pernah menge-nyangkan hingga kau pun tergiur ingin lagi dan
ingin lagi sampai gelisah dari zaman ke zaman mencari-cari nyawa Habil yang kau kira fana
mengembara ke pelosok-pelosok dunia bagaikan Don Kisot yang malang

1974



AKU BERIKAN

Aku berikan seutas rambut padamu untuk kenangan
tapi kau ingin merampas seluruh rambutku dari kepala
Ini musim panas atau bahkan tengah musim panas
langkahmu datang dan pergi antara ketokan jam yang berat

Mengapa jejak selalu nyaring menjelang sampai
daun-daun kering risik di pohon ingin berdentuman
ke air selokan yang deras
langkahmu datang dan pergi antara ketokan jam yang berat

Aku berikan sepotong jariku padamu untuk kaubakar
tapi kau ingin merampas seluruh tanganku dari lengan
Ini musim atau akhir musim panas aku tak tahu
Burung-burung kejang di udara terik seakan penatku padamu

Maka kujadikan hari esokku rumah
Tapi tak sampai rasanya hari iniku untuk berjumpa

1974

TERTIB ACARA MAULID NABI MUHAMMAD SAW



TERTIB ACARA MAULID NABI MUHAMMAD SAW



1.      Pembukaan
2.      Pembacaan ayat-ayat suci alquran
3.      Kata sambutan dari kepala sekolah
4.      Tausiah dari murid kelas vI oleh Dina Herlinda
5.      Tausiah dari ustad Abuzaril, S.Ag
6.      Doa
7.      Jeddah

Pidato Singkat


Aku berlindung kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk

Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang

Muhammad itu tidak lain, hanya seorang  Rasul, sesungguhnya telah terdahulu beberapa orang rasul sebelumnya. Jika Rasul itu mati atau terbunuh, adakah kamu kembali menjadi kafir? Barang siapa kembali menjadi kafir, tiadalah ia mendatangkan bahaya kepada Allah sedikitpun dan Allah akan memberi balasan bagi orang-orang yang berterimakasih kepadanya.

Tiadalah manusia itu akan mati, melainkan dengan izin Allah, sebagai suratan yang dijanjikan. Barang siapa menghendaki balasan di dunia, kami berikan sebagian dari padanya, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, kami berikan juga dari padanya. Nanti akan kami balasi orang – orang yang berterimakasih kepada kami.
















Lirik Lagu Indonesia


Ku cintainya karena cara dia..
Sungguh berbeda dari yang ku tlah jumpai..
renungan dia tulus merasuk  jiwa..
Hingga terasa tulus ke hati..
Kucintai nya karena kesungguhannya..
Bukannya kata-kata semata-mata..
Perwatakannya mengatakan segalanya..
Buatku percaya kan janjinya..
Ku akui aku menggilainya..
Ku  akui aku menyintainya..
Kisahku kisah dia cerita yang sama..
Setiap detik hanya dia,,,
Ku akui aku mengaguminya..
Ku akui aku menyayanginya..
Sungguhnya ku akui ku perlukan dia..
Segalanya ku serah kepada dia..
Cintai dia bersama mimpi-mimpinya..
Cintai dia cinta segala caranya..
Cintai dia bersama keanehannya..
Cintai dia hanya dia....
          

Kumpulan Kata-Kata dalam Bahasa Gaul 2013


Akika = Aku
Begindang = Begitu
Belalang = Beli
Belenjong = Belanja
Beranak Dalam Kubur = Berak
Cacamarica = Cari
Cucok = Cocok
Cumi = Cium
Capcus = Pergi
Diana = Dia
Endaaaaaaaaaang = Enak
Eike = Aku
Ember = Emang
Gilingan = Gila
Hamidah = Hamil
Hima Layang = Hilang
Jali-Jali = Jalan-Jalan
Jayus = joke-garing
Jijay Markijay = Jijik
Kanua = Kamu
Kawilarang = kimpoi
Kesindaaaang = Kesini
Kemindang = Kemana
Kencana = Kencing
Kepelong = Kepala
Kesandro = Kesana
Krejong = Kerja
Lambreta = Lambat
Lapangan Bola = Lapar
Lekong = Laki-laki
Maharani = Mahal
Makarena = Makan
Maluku = Malu
Mandole = Mandi
Mataram = Mati
Mawar = Mau
Merekah = Marah
Metong = Mati
Minangan = Minum
Motorola = Motor
Mukadima = Muka
Mursida = Murah
Nanda = Nanti
Naspro = Nasi
Organ = Orang
Organ Tunggal = Orang Tua
Pere = Perempuan
Pertiwi = Perut
Piur = Pergi
Rambutan = Rambut
Sastra = Satu
Sekong = Sakit
Sepong = Siapa
Sirkuit = Sedikit
Soraya Perucha = Sakit Perut
Tinta = Tidak
Titi DJ = Hati-hati di jalan
EGPCC= emang gw pikirin cuih cuih...
SDMB=sori dori mori bow
Akikah lapangan bola = aku lapar bo'
LUPUS = Lupain Pacar Utamakan Selingkuh
panasonic = panas
pecongan = pacaran

Ngomomg2 tentang bahasa bencong. Kata BENCONG itu dibentuk dari kata BANCI yang disisipi bunyi dan ditambah akhiran ONG. Huruf vokal pada suku kata pertama diganti dengan huruf E. Huruf vokal pada suku kata kedua diganti dengan ONG.

Misalnya:
Makan - mekong
Sakit - sekong
Laki - lekong
Lesbi - lesbong
Mana - menong
pokoknya serba NONG

Ada juga waria/bences yang kemudian ngeganti tambahan ONG dengan ES sehingga bentuk katanya menjadi:

Banci - bences
Laki – lekes

A
Ada                : adinda
Aku                : akika, eike, eik
Aja                 : ajijah
Ajak               : ajria
Amat              : amir
Apa                : apose, apipah
Ayo                : yiuk!

B
Bagus                 : bagaskara
Bakar                 : bakrie
Bales                  : balerina
Banget                : bengeus, bengi, benyong (lebay)
Bangun               : bangunan
Banyak               : benyes
Baru                   : baharudin (barang), barbara (waktu)
Begitu                 : begindang
Beli                     : belalang
Belajar                : belejenong
Belanja                : belenjong
Belum                  : belumbung
Benar                  : bengbeng
Bentar                 : benterong
Berak                  :beranak dalam kubur
Besok                  : besuka
Bete                   : betaria soneta
Biar                     : biore, biara
Bingung             : binunah
Bisa                     : bisikan
Boleh                 : bolelang
Bosan                : bosnia
Buat                   : beti
Bukan                : bunaken
Bule                    : buleleng
Buruan              : cuss!
Busuk                 : hareum (kosakata khusus khas banci)

C
Cakep                : cakrabirawa
Capek                : capcay
Cari                     : cacamarica
Catat                 : cateud
Cinta                  : cintroong
Cium                    : cumi
Cocok               : cucok

D
Dari                     : dorayaki
Dia                       : Diana, deseu
Dimana              :dimandose, dimandul
Di sini                  : disindang
Di sana              : disandra bullock
Dingin                : dingdong
Doa                     : dewes
Duit                     : duta
Dulu                    : dulang

E
Emm                    : eim!
Emang               : ember
Enak                   : endang
Es                         ; esmeralda

F
-

G
Ga                        : tinta
Ga pernah        : gaperiancong
Ga tau(manakutau)     : meneketehe
Ganggu             : gengges
Gara-gara        : gargalita
Gede                  : gedong
Gemuk                : gembala
Gila                      : gilingan

H
Habis                 : habiba
Hadir                  : hadiroh
Halo                    : halileo
Hamil                   : hamidah
Hampir               : hampura
Happy bday   : selamarcia ulilang tahtakota
Harus                 : rues, haryana
Hati                     ; hetong
Hibur                  : hibrida
Hilang                : himalayang
Hitam                  : hitamorfosa
Hujan                  : hujriya

I
Ini/itu                  : indang
Ikutan                  : ikatan
Iri                            : iritasi

J
Jadi                      : jedong
Jahat                  : jahara
Jalan                   : jalaludin, jalinan
Jalan kaki          ; jalinan kasih
Jalan-jalan        : jali-jali
Jam                      : jambanan
Jaman                 : jamaika
Jamber?             ; jambret?
Jangan               : jengjong
Jelek                    : jelong
Jeruk                   : jermani
Jijik                       : jijay markicay
Jokes garing   : jayus
Juga                    : jugria

K
Kabur                 : kaburiang, mabores
Kakak                 : kakao
Kalo                    : kalalo
Kamar                 : kamria
Kamu                   : yey, kanua, yeti
Kampus             : kampina
Karena               : karenina
Kasihan             : cucian
Kawan                : kawanua
Kawin                  : kaliwarang
Kayak                 : kayangan
Keburu              : keberong, kebereus
Kebut                 : kebong
Kemana             : kemindang, kemandose
Kemari                : kemerong
Kena                   : kenari
Kenapa              : kenapose
Kencing             : kencana
Kepala               : kepelong
Kerja                   : krejong, kerajaan
Kesana              : kesandra
Kesini                  : kesindaang
Ketemu              : ketumbar
Kira                      : kirana
Kita                      : kitring
Kuliah                 : kulimenong

L
Lagi                     : legeus
Laki-laki             : lekong-lekong
Lama                   : lambada
Lambat              : lambreto
Lanjut                 : lenjes
Lapar                  : lapangan bola
Lewat                 : lawalata
Lupa                    : lupita
Lucu                    : luncang

M
Macet                 : machica
Mahal                  : maharani
Makan                : makarena
Malah                  : melanglang buana
Malam                 : malampir
Malming             : malaria minggurita
Malu                    : maluku
Mampu               : mampang
Mana                   : mandul
Mandi                 : mandala, mandoles
Mangkal            : mangkalita
Marah                 : merekah
Mari                     : Mario
Masa?                 : masako?
Masuk                 : maskapai
Masuk                 : masinis
Mata                   : mataram
Mati                     : metong
Mau                     : mawaria, mewong
Melulu                 : melulang
Mie                       : Miami
Minum                 : minahasa
Mobil                  : mebel
Morning            : morinaga
Motor                : Motorola
Muka                   : mukadima
Murah                 : mursidah

N
Najis                    : nahjong
Nama                  : Nambore
Nanti                   : nanda, nentes
Nasi                     : naspro
Nasgor              : nesces goyeng
Numpuk             : numpring
-nya                      : nyua
Nyanyi               : nyengnyong

O
Obat                  : obama
Obrol                 : obras
Orang                 : organda
Ortu                    : organ tunggal


P
Pacaran              : pecongan
Pada                    : padalarang
Pagi                      : pagoda
Pake                     : pakarena, pekong, pakis
Paling                  : palipurna
Palsu                    : pelsong
Panas                  : Panasonic award
Panjang              : panjaitan
Pasti                     : pastiles, pastinja
Peduli                  : pendulum
Perempuan       : pereu, pewong
Pergi                    : capcus
Pernah                : purnama
Pertama              : pertambangan, pertamax
Perut                    : pertiwi, perucha
Pilih                       : pilkada
Pingin                  : pimpong, pepita
Pura                      : Pereus!
Punya                  : penyami, penyet
Pusing                 : puspita
Putih                    : putimura

Q
-
Rambut              : rambutan
Ramai                  : ramayana
Razia                   : rejongan
Riwueh               : rempes
Rumah                : rumingkang, rumania
Rumpi                  : rempong
Rusak                  : rusia

S
Sabar                 : sabarudin
Sahur                 : sahara
Sakit                   : sekong, saskia
Sakit perut      : soraya perucha
Sama                  : samosir, samsara (dengan)
Sambil                : sambilita
Sarapan            : sarapince
Satu                    : sastra
Sayur                 : sayonara
Sebel                 : sebong
Sebelum           : sebelanda
Secara               : secangkir
Sedikit               : sirkuit (kosakata khusus)
Sehari                : seharyati
Sekarang         ; sekeranjang
Selama               : selamose
Semangat        : semangka, semanggi
Semua                : semeweus
Senam pagi     : senapan pagoda
Senang             : senantiasa
Sendiri               : sendokiran
Sepi                    : sepong
Seram                 : serambi
Setia                   : setrika
Setuju                : setunjang
Sialan                 ; siamang
Siapa                  : sapose
Sibuk                  : sibolga
Sini                      ; sindang
Sirik                     : sirsak
Soalnya            : solaria
Solat magrib  : soleram magriba
Solat subuh   : soleram subria
Solat jumat     : soleram jumanji
Sombong        : sihombing
Sopan               : soprano
Sudah                : udin
Suka                   : sukria, sukiyaki
Sukses               : sakseus
Supaya             : soraya
Surga                 : sugria
Suruh                 : surilang
Susah                 : sustagen

T
Takut                 : tekotek
Tapi                    : tapioca
Tawa                  : teweus
Temani               : temanggung
Telat                   : telepati
Telor                  : trotoar
Temu                  : tembikar
Trims                   : tararengkyu, kamsyong
Terserah           : sutra (kosakata khusus)
Tidak                  : tintus!
Tidur                   : tidore
Timpuk               : tempong
Tonton             : tronton
Tunggu             : tunggang

U
Uang                  : duta

V
-

W
Waria                  : waria
Was-was           : sangsang

X
-

Y
Ya                         : yeus!
Ya Allah           : yaa olooh, yaulii
Yasudah            : youndrang

z
zzz                          : ngantuka tunggal ika



Akika = Aku
Begindang = Begitu
Belalang = Beli
Belenjong = Belanja
Beranak Dalam Kubur = Berak
Cacamarica = Cari
Cucok = Cocok
Cumi = Cium
Capcus = Pergi
Diana = Dia
Endaaaaaaaaaang = Enak
Eike = Aku
Ember = Emang
Gilingan = G1la
Hamidah = Hamil
Hima Layang = Hilang
Jali-Jali = Jalan-Jalan
Jayus = joke-garing
Jijay Markijay = Jijik
Kanua = Kamu
Kawilarang = kimpoi
Kesindaaaang = Kesini
Kemindang = Kemana
Kencana = Kencing
Kepelong = Kepala
Kesandro = Kesana
Krejong = Kerja
Lambreta = Lambat
Lapangan Bola = Lapar
Lekong = Laki-laki
Maharani = Mahal
Makarena = Makan
Maluku = Malu
Mandole = Mandi
Mataram = Mati
Mawar = Mau
Merekah = Marah
Metong = Mati
Minangan = Minum
Motorola = Motor
Mukadima = Muka
Mursida = Murah
Nanda = Nanti
Naspro = Nasi
Organ = Orang
Organ Tunggal = Orang Tua
Pere = Perempuan
Pertiwi = Perut
Piur = Pergi
Rambutan = Rambut
Sastra = Satu
Sekong = Sakit
Sepong = Siapa
Sirkuit = Sedikit
Soraya Perucha = Sakit Perut
Tinta = Tidak
Titi DJ = Hati-hati di jalan
EGPCC= emang gw pikirin cuih cuih…
SDMB=sori dori mori bow
Akikah lapangan bola = aku lapar bo’
LUPUS = Lupain Pacar Utamakan Selingkuh
panasonic = panas
pecongan = pacaran
Ngomomg2 tentang bahasa bencong. Kata BENCONG itu dibentuk dari kata BANCI yang disisipi bunyi dan ditambah akhiran ONG. Huruf vokal pada suku kata pertama diganti dengan huruf E. Huruf vokal pada suku kata kedua diganti dengan ONG.
Misalnya:
Makan – mekong
Sakit – sekong
Laki – lekong
Lesbi – lesbong
Mana – menong
pokoknya serba NONG
Ada juga waria/bences yang kemudian ngeganti tambahan ONG dengan ES sehingga bentuk katanya menjadi:
Banci – bences
Laki – lekes
Tambahan
dimana – dimandosdos
siapa – siapose
yang biber = yang bener
serina = serius
yasutralah = yasudahlah
Rerumputan : Rumpi rame-rame
Rempong : Repot / Rumpi
Dese : Dia
Jambore  :  jam berapa keren kan gan ??
“ihhh dese rempong banget ya neeiik”
” emm ciin”