BAB
1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Masalah
1.1.1
Latar Belakang
Dewasa
ini, berbicara mengenai sastra kontemporer tidak terlepas dari karya-karya
sastrawan kontemporer. Sastrawan kontemporer memiliki peranan yang penting
dalam perkembangan sastra kontemporer di Indonesia mutakhir ini. Sastrawan
kontemporer muncul pada tahun 1970-an seiring dengan perkembangan sastra di
indonesia. Sastra yang sebelumnya terikat oleh aturan-aturan tertentu atau konvensional, sekarang berusaha lari
dari ikatan konvensional atau tidak terikat aturan-aturan tertentu. Sastrawan kontemporer
berusaha melakukan pembaharuan dalam bidang sastra dengan menciptakan karya sastra yang berbeda dari
karya sastra sebelumnya. Pembaharuan yang dilakukan oleh sastrawan kontemporer
merupakan akibat dari perkembangan sastra Indonesia yang berkembang sejalan
dengan perkembangan zaman. Purba
(2010: 7) memberi penjelaskan sebagai berikut: “Konsep sastra 70-an itu dapat
dikatakan sebagai protes terhadap kepincangan-kepincangan masyarakat pada awal
industrilisasi. Konsepsi ini dituangkan dalam karya-karya penuh dengan
eksperimen, baik bentuk maupun bahasanya”.
Purba (2010: 6)
menjelaskan sebagai berikut:
Sejak
1970-an sastra indonesia kontemporer mengalami perkembangan. Perkembangan.
Perkembangan itu dilatarbelakangi oleh adanya suatu pergeseran nilai kehidupan
secara menyeluruh. Hal ini ditandai oleh spirit dan semangat modern. Disamping
itu semangat kontemporer tidak lagi dijiwai oleh industri, tetapi oleh
persoalan kehidupan. Afrizal malna juga mengamati perkembangan sastra
kontemporer, ia berpendapat bahwa perkembangan sastra kontemporer tidak lagi
dilihat dari segi pertumbuhan karya saja, tetapi lebih dicerminkan oleh
kreaktornya dengan perubahan besar dan mendasar. Jika kita mengamati para
sastrawan pra 70-an kebawah, terlihat
betul untuk apa mereka menuliskan karyanya dan menjadi sastrawan. Ketika
menuliskan terlebih dahulu sebanyaknya, kemudian melakuka penggalian terhadap
dunia, belajar filsafat, dan meneliti dasar-dasarnya.
Sastrawan kontemporer menurut Depdiknas (2008:1230) adalah ahli sastra, pujangga, pengarang prosa
dan fiksi, pandai-pandai, cerdik cendikia. Sastrawan menurut Depdiknas (2008:
729) adalah pada waktu yang sama, semasa, sewaktu, pada masa kini, dewasa ini.
Jadi sastrawan kontemporer adalah ahli sastra pada masa kini, dewasa ini,
semasa dan sewaktu.
Sastrawan
adalah ahli sastra. Ahli sastra tentunya mampu membuat karya-karya sastra yang
banyak (sastra kontemporer). Sudjiman dalam Purba (2010:2) sastra merupakan (literature,
inggris, literatur, Jerman, literature, Francis) adalah karya sastra lisan atau
tulisan yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti koorsinilan,
keartistikan, keindahan, dalam isi dan ungkapan. Sedangkan menurut Rahmanto
dalam Purba (2010:3) mengungkapkan bahwa sastra tidak seperti halnya ilmu kimia
atau sejarah, tidaklah menyuguh ilmu pengetahuan dalam bentuk. Jadi, sastra
berkaitan erat dengan semua aspek manusia dan alam dengan keseluruhannya.
Sastra-sastra kontemporer
muncul sebagai reaksi terhadap sastra konvensional yang sudah beku dan tidak kreatif lagi. Sastra kontemporer
merambah pada seluruh jenis karya sastra, seperti novel, puisi, dan drama.
Tokoh-tokoh sastra ini pada zamannya termasuk sastrawan mudah pada tahun 70-an.
Munculnya sastra kontemporer merupakan reaksi terhadap sastra konvensional yang
dianggap telah mendominasi eksistensi karya sastra. Bahkan sastrawan mudah
merasa “sumpeg” dengan karya sastra yang telah ada karena masa terbelenggu daya
kreasinya.
Berdasarkan uraian tersebut,
maka wajarlah jika para sastrawan kontemporer mengeluarkan banyak karya-karya
sastranya. Salah satunya yaitu karya sastra dari Sutardji Calzoum Bachri. Sutardji Calzoum Bachri
merupakan panyair besar indonesia dan ia mengawali kepenyairannya sekitar tahun
1970-an.
Karya Sutardji
lebih menempatkan bentuk fisik dan tulisan dalam kedudukan yang terpenting pada makna. Dalam puisi karya-karyanya memang
mempunyai makna yang tersembunyi dan sulit dipahami. Salah satu karyanya adalah
“Hujan”. Walaupun bentuk tulisan yang tidak teratur karena bentuknya yang
zig-zag dan banyak pengulangan kata serta maknanya sulit dipahami, namun puisi
itu sangat mempunyai makna berarti bagi penyair atau semua makhluk hidup karena
hujan banyak membawa manfaat untuk kelangsungan hidup manusia, tumbuhan, maupun
hewan.
Sastrawan kontemporer ini mencakup semua karya sastra
yang ada. Keanekaragaman tema karya sastra yang mereka keluarkan semakin
variatif ketika pascareformasi. Sejak dibubarkannya Departemen Penerangan dan ‘dimudahkannya’
proses penerbitan sebuah karya, maka banjirlah sastra di Indonesia dengan
berbagai alirannya.
1.1.2
Masalah
Berdasarkan latar
berlakang di atas, maka dapat penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah
pengertian Sastrawan Kontemporer?
2. Siapa
sajakah Sastrawan Kontemporer di Indonesia ?
3. Sebutkan
karya-karya Sastrawan Kontemporer?
1.2 Tujuan
Berdasarkan latar
belakang, makalah ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Untuk
mengetahui pengertian Sastrawan Kontemporer
2. Untuk
mengetahui nama-nama Sastrawan Kontemporer
3. Untuk
mengetahui
karya-karya Sastrawan Kontemporer
1.3 Manfaat
Penulisan
makalah ini mempunyai manfaat, baik secara teoritis maupun praktis. Secara
teoritis penelitian ini bermanfaat dalam menerapkan dan memperdalam intelegensi
pembaca mengenai sastrawan kontemporer dan supaya hasil penulis makalah ini
dapat menjadikan rujukan atau bahan referensi penulis selanjutnya untuk
tercipta sebuah karya tulis yang sempurna. Adapun manfaat praktis, semoga dengan hasil penulisan makalah ini pembaca
pada umumnya dan penulis pada khususnya
dapat mengimplementasikan karya-karya sastrawan kontemporer.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar